Selasa, 13 November 2012

TAKTIK KEKUASAAN

Posted by

Berdasar riset terbaru terdapat cara-cara yang terstandarisasi yang digunakan para pemegang kekuasaan untuk memeperoleh apa yang mereka inginkan. Temuan tersebutmengidentifikasikan tujuh dimensi taktik atau strategi, yaitu :
       Legitimasi : Mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.
       Persuasi Rasional/Nalar : Gunakan fakta dan data untuk membuat penyajian gagasan yang logis atau rasional.
       Seruan Inspirasional : Mengembangkan Komitmen emosional dengan cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan aspirasi suatu sasaran.
       Konsultasi : Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan akan dilakukan.
       Negosiasi : Memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau mentaati suatu permintaan.
       Seruan Pribadi : Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.
       Menyenangkan Orang Lain/Keramahan : Gunakan sanjungan, penciptaan kemauan baik, berlaku rendah hati, dan bersikap bersahabat sebelum mengemukakan suatu permintaan.
       Menyenangkan Orang Lain/Keramahan : Gunakan sanjungan, penciptaan kemauan baik, berlaku rendah hati, dan bersikap bersahabat sebelum mengemukakan suatu permintaan.
       Koalisi : Dapatkan dukungan orang-orang lain dalam organisasi untuk mendukung permintaan itu.
       Tekanan/Sanksi : Gunakan hukuman yang ditentukan oleh organisasi seperti misalnya mencegah atau menjanjikan kenaikan gaji, mengancam untuk memberikan penilaian kinerja yang tidak memuaskan atau menahan suatu promosi.
            Menurut penelitian, para karyawan tidak menggunakan ketujuh taktik dalam skala sama. Strategi yang paling popular adalah penalaran, digambarkan pada ilustrasi di bawah ini:
 
                Di samping itu, para peneliti menemukan lima variabel kontijensi yang mempengaruhi taktik kekuasaan : kekuasaan relatif manajer, sasaran pengaruh manajer, harapan manajer akan kesediaan orang lain untuk patuh, budaya organisasi, dan perbedaan lintas budaya.
1.      Kekuasaan relatif manajer, berdampak pada pemilihan dua taktik :
a. Manajer mengendalikan sumber daya yang dianggap berharga oleh orang lain.
b. Manajer yang memiliki kekuasaan lebih besar akan cenderung menggunakan kekuasaannya daripada yang kekuasaannya relatif kecil.
·  Manajer yang kekuasaannya lebih besar menggunakan ketegasan sebagaistrategi pendukung jika terjadi penolakan. Hal ini dilakukan agar  permintaannya diterima.
·   Sedangkan manajer dengan kekuasaan yang lebih kecil akan cenderung berhenti mencoba mempengaruhi orang lain jika mengalami penolakan. Mereka memahami akibat jika mereka menggunakan ketegasan, permintaan mereka tidak akan diterima baik.
2                      .        Sasaran pengaruh manajer, manajer mengubah taktik berdasar sasarannya.
·  Bila manajer mencari keuntungan dari atasan, mereka cenderung menggunakan keramahan dan penalaran agar atasan menerima gagasan baru mereka.
·  Selain itu keramahan dan penalaran juga baik untuk sasaran ke bawah,misal menggunakan penalaran untuk menjual gagasan ke bawah dankeramahan untuk memperoleh dukungan.3.
3                      .        Harapan manajer mempengaruhi pilihan taktik mereka.
·     Jika pengalaman masa lalu memberikan probabilitas untuk sukses yang tinggi,maka manajer cenderung menggunakan permintaan yang sederhana untuk memperoleh kepatuhan.
· Jika probabilitas untuk berhasil tidak dapat diperkirakan, manajer cenderungmenggunakan ketegasan dan sanksi untuk mencapai tujuan mereka.
4                  .   Budaya organisasi satu dengan yang lain berbeda ( santai, hangat,formal, konservatif, dsb).
·    Oleh karena itu, budaya organisasi mempengruhi taktik manajer untuk memperoleh kekuasaan, ada yang mendorong keramahan,nalar, bahkan sanksi dan ketegasan.
5                    .      Perbedaan lintas budaya, orang-orang di negara berbeda menyukaitaktik kekuasaan yang berbeda.
·         Misal manajer di AS dan China, berdasar penelitian manajer di AScenederung menggunakan nalar sebagai strategi yang paling ekfektif,sementara itu manajer China lebih menyukai koalisi dan wewenang yang lebihtinggi.
·         Temuan ini konsisten dengan kenyataan yang ada bahwa orang Amerikalebih suka pendekatan langsung serta menggunakan penalaran yang rasionaluntuk mempengaruhi orang lain dan menyelesaikan perbedaan. Sedangkanorang China lebih suka pendekatan tidak langsung ketika menghadapi permintaan-pertmintaan yang sulit dan kontroversial.