Kamis, 22 April 2010

Pesan Cinta dari Ukhtiy... Zia

Posted by with 3 comments
Entah berapa lama aku telah mengais ilmu dalam penjara cinta ini. Menyuburkan segala kelapangan dalam hati, yang sebenarnya berbeda dengan apa yang mereka ungkapkan tentang kehidupan kami. Kami memang telah terbiasa hidup mandiri, dalam lingkungan Pondok Pesantren tak tersohor di ujung sebuah desa di kawasan Mojokerto ini. Namun, kami tak seperti yang mereka katakan, 'anak pondok biasanya kerjaanya hanya makan tidur dan ngaji. ndak ada yang lain.' Subhanallah...! masih teringat perkataan itu di kepalaku. Apa mereka tak menyadari, bahwa itu adalah suatu perkataan yang dapat menyakiti perasaan kami, mendzolimi niat suci kami untuk menunaikan kewajiban sebagai umat-Nya. Atau mereka sudah tak peduli lagi. Namun, hal ini tak menyurutkan perjuangan kami untuk terus belajar dan mengarungi samudera cinta dari-Nya. Samudera Ilmu yang begitu luasnya sehingga kami merasa haus karenanya. Bahkan merasa sedikit sekali memperolehnya di setiap detiknya. Bukankah Rosulullah SAW bersabda dalam salah satu hadistnya : "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

bukankah telah jelas pula dalam sebuah hadist yang mahsyur beliau bersabda : "Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah)

"Ya Allah Ampuni mereka atas ketidaktahuan mereka, dan ampuni kami atas ke-alphaan kami yang menyebabkan mereka berprasangka seperti itu. Ya Allah Yang Maha Penyayang lapangkan kami dengan ketabahan dan kesabaran untuk menunaikan tugas kami di Penjara suci ini"

Suatu malam dalam mushola putri (kebetulan aku salah satu penghuninya dari 3 orang, yang biasa tidur dan merawatnya) aku mulai membuka bukuku, meneruskan bacaan tadi siang. Lalu beberapa saat setelah itu, kubuka buku biruku, aku ingin menuliskan beberapa bait ilmu yang kuperoleh dari bacaanku tadi. Saat aku membukanya dari kanan ke kiri, aku menemukan sepucuk surat dari seorang ukhtiy yang kukenal dekat. Dia Nur Mazia, salah seorang istri Kyai di Mojokerto. Salah satu sahabatku dalam pencarian kebenaran sejati disini. Aku membacanya dengan seksama dan penuh perhatian.

Pesan rahasia Untukmu

Aku sebenarnya mau nulis apa ya?
Eh gini aja, kamu kan cantik, pinter bentar lagi kamu mau ninggalin aku. Mau ga' kamu kukasih pesan2 untuk kamu lakuin kemana aja kamu melangkah.
1. Kau harus selalu membawa dan menyebut Asma Allah/dzikir dalam hatimu, kapan saja dan kemana saja

2. Prediksi Hati dan jilbabmu

3. Mempercantik wajah boleh namun lebih utamakan mempercantik hati
4. Jangan tinggalkan kebiasaan sholat malammu

5. Jangan tinggalkan kebiasaan baca qur'anmu

6. Pandai-pandailah dalam memilih sahabat/ lihatah dari segi keimanannya. Jangan dilihat dari segi materi

7. Kebiasaan- kebiasaan buruk yang kamu lakukan dulu jangan kamu bawa sebagai sarana buka budaya masa kini yang terbawa zaman (nge-band)

8. Selalu menunjukkan perilaku Mar'atus Sholihah dan Istiqomah dalam beribadah

9. Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Tanpa kusadari airmata telah meleleh diatas pipiku. Selama ini tak terasa waktuku belajar disini semakin berkurang. Aku memang akan pindah saat kenaikan kelas nanti, tapi itu tak pernah membuat semangat belajarku terkikis.

Aku berharap suatu saat dapat lebih lama menjelajahi cakrawala ilmu dari Ustad dan ustadzahku disini juga dari Pak Kyai tercinta.

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)



Terimakasih pesan cintamu untukku ukhtiy, hal yang takkan kulupa sepanjang waktu. Pesan dari orang-orang yang mencintai saudarinya seperti mencintai dirinya sendiri. Pesan yang dapat mengantarkanku pada cinta Ilahi Robbi.... seperti yang telah menjadi do'a Nabi kita Daud 'Alaihis Salam.
Semoga Allah selalu memberikan cinta kasih-Nya pada hamba-hamba yang tersungkur mengharap Rahmat-Nya. Semoga Allah pula memberikan yang terbaik dalam hidup kita di dunia dan di akherat-Nya. amiin.....


(16 April 2008)

3 komentar:

  1. "Ya Allah Ampuni mereka atas ketidaktahuan mereka, dan ampuni kami atas ke-alphaan kami yang menyebabkan mereka berprasangka seperti itu. Ya Allah Yang Maha Penyayang lapangkan kami dengan ketabahan dan kesabaran untuk menunaikan tugas kami di Penjara suci ini"

    lingkungan pesantren bukan penjara.
    Dunia ini lah penjara itu

    BalasHapus
  2. ^_^ Iya akhiy....tapi bukankah didalamnya tak kebanyakan orang tahu.
    Kalau definisi sy tentang penjara disini adalah tempat seseorang untuk mengintrospeksi diri dibalik runyamnya kehidupan luar. Tentu saja Penjara Suci yg sy maksud berbeda dg penjara LP itu akh...

    benar kata akhiy... memang dunia ini penjara bagi mukminin, namun bagi kami pesantren ini juga penjara untuk kami... tempat kami dijauhkan oleh dunia yg penuh dg kesenangan materi, juga tempat kami menimba ilmu selain sekolah... maka dari itu sy menggambarkan penjara suci penuh cinta dan ukhuwah...
    bagaimana kalau menurut akhiy...
    mungkin banyak kesalahan dalam pemahaman sy... semua murni karena sdikitnya pengetahuan yg sy miliki... mohon koreksi nya... dan semoga dapat bermanfaat untuk saya.

    BalasHapus
  3. Insya Allah sudah bagus pemahaman anti . . .
    Terkadang kesempitan lebih kita cintai. Karena kesempitan membawa kita pada kelapangan hati.
    Terkadang kelapangan sangatlah kita benci. Karena kelapangan membawa kita pada kesempitan hati.

    Tak banyak orang yang mengerti kondisi demikian. Hanya orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah yang mampu merasakannya.

    Seperti halnya Yusuf as yang lebih mencintai penjara daripada bebas melayani tipu daya Zulaikha.

    Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (Q.S. Yusuf : 33)

    BalasHapus

Coment please.. ^^