Entah berapa lama aku telah mengais ilmu dalam penjara cinta ini. Menyuburkan segala kelapangan dalam hati, yang sebenarnya berbeda dengan apa yang mereka ungkapkan tentang kehidupan kami. Kami memang telah terbiasa hidup mandiri, dalam lingkungan Pondok Pesantren tak tersohor di ujung sebuah desa di kawasan Mojokerto ini. Namun, kami tak seperti yang mereka katakan, 'anak pondok biasanya kerjaanya hanya makan tidur dan ngaji. ndak ada yang lain.' Subhanallah...! masih teringat perkataan itu di kepalaku. Apa mereka tak menyadari, bahwa itu adalah suatu perkataan yang dapat menyakiti perasaan kami, mendzolimi niat suci kami untuk menunaikan kewajiban sebagai umat-Nya. Atau mereka sudah tak peduli lagi. Namun, hal ini tak menyurutkan perjuangan kami untuk terus belajar dan mengarungi samudera cinta dari-Nya. Samudera Ilmu yang begitu luasnya sehingga kami merasa haus karenanya. Bahkan merasa sedikit sekali memperolehnya di setiap detiknya. Bukankah Rosulullah SAW bersabda dalam salah satu hadistnya : "Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
bukankah telah jelas pula dalam sebuah hadist yang mahsyur beliau bersabda : "Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah)
"Ya Allah Ampuni mereka atas ketidaktahuan mereka, dan ampuni kami atas ke-alphaan kami yang menyebabkan mereka berprasangka seperti itu. Ya Allah Yang Maha Penyayang lapangkan kami dengan ketabahan dan kesabaran untuk menunaikan tugas kami di Penjara suci ini"
Suatu malam dalam mushola putri (kebetulan aku salah satu penghuninya dari 3 orang, yang biasa tidur dan merawatnya) aku mulai membuka bukuku, meneruskan bacaan tadi siang. Lalu beberapa saat setelah itu, kubuka buku biruku, aku ingin menuliskan beberapa bait ilmu yang kuperoleh dari bacaanku tadi. Saat aku membukanya dari kanan ke kiri, aku menemukan sepucuk surat dari seorang ukhtiy yang kukenal dekat. Dia Nur Mazia, salah seorang istri Kyai di Mojokerto. Salah satu sahabatku dalam pencarian kebenaran sejati disini. Aku membacanya dengan seksama dan penuh perhatian.
Pesan rahasia Untukmu
Aku sebenarnya mau nulis apa ya?
Eh gini aja, kamu kan cantik, pinter bentar lagi kamu mau ninggalin aku. Mau ga' kamu kukasih pesan2 untuk kamu lakuin kemana aja kamu melangkah.
1. Kau harus selalu membawa dan menyebut Asma Allah/dzikir dalam hatimu, kapan saja dan kemana saja
2. Prediksi Hati dan jilbabmu
3. Mempercantik wajah boleh namun lebih utamakan mempercantik hati
4. Jangan tinggalkan kebiasaan sholat malammu
5. Jangan tinggalkan kebiasaan baca qur'anmu
6. Pandai-pandailah dalam memilih sahabat/ lihatah dari segi keimanannya. Jangan dilihat dari segi materi
7. Kebiasaan- kebiasaan buruk yang kamu lakukan dulu jangan kamu bawa sebagai sarana buka budaya masa kini yang terbawa zaman (nge-band)
8. Selalu menunjukkan perilaku Mar'atus Sholihah dan Istiqomah dalam beribadah
9. Amar Ma'ruf Nahi Munkar
1. Kau harus selalu membawa dan menyebut Asma Allah/dzikir dalam hatimu, kapan saja dan kemana saja
2. Prediksi Hati dan jilbabmu
3. Mempercantik wajah boleh namun lebih utamakan mempercantik hati
4. Jangan tinggalkan kebiasaan sholat malammu
5. Jangan tinggalkan kebiasaan baca qur'anmu
6. Pandai-pandailah dalam memilih sahabat/ lihatah dari segi keimanannya. Jangan dilihat dari segi materi
7. Kebiasaan- kebiasaan buruk yang kamu lakukan dulu jangan kamu bawa sebagai sarana buka budaya masa kini yang terbawa zaman (nge-band)
8. Selalu menunjukkan perilaku Mar'atus Sholihah dan Istiqomah dalam beribadah
9. Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Aku berharap suatu saat dapat lebih lama menjelajahi cakrawala ilmu dari Ustad dan ustadzahku disini juga dari Pak Kyai tercinta.
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)
Terimakasih pesan cintamu untukku ukhtiy, hal yang takkan kulupa sepanjang waktu. Pesan dari orang-orang yang mencintai saudarinya seperti mencintai dirinya sendiri. Pesan yang dapat mengantarkanku pada cinta Ilahi Robbi.... seperti yang telah menjadi do'a Nabi kita Daud 'Alaihis Salam.
Semoga Allah selalu memberikan cinta kasih-Nya pada hamba-hamba yang tersungkur mengharap Rahmat-Nya. Semoga Allah pula memberikan yang terbaik dalam hidup kita di dunia dan di akherat-Nya. amiin.....
(16 April 2008)